Istilahwacana di dalam kamus bahasa Inggris Webster's New Twentieth Century Dictionari (1983: 522) dijelaskan bahwa kata wacana (discourse) berasal dari bahasa latin discursus yang berarti 'lari kian kemari' (yang diturunkan dari dis- 'dari' atau 'dalam arah yang berbeda', dan currere 'lari). Kemudian lebih lanjut dinyatakan
Satuan lingual adalah unsur-unsur atau komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu, dan membentuk suatu kesatuan Chaer 2014 34. Bentuk satuan lingual atau satuan bahasa secara linguistik memiliki urutan dari yang terkecil ke yang terbesar, maka urutannya sebagai berikut. Bagan 1. Hierarki Satuan Bahasa a. Fonem Menurut Kridalaksana 198344 Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna, fonem merupakan abstraksi, sedangkan wujud fonetisnya bergantung beberapa faktor, terutama posisinya dalam hubungan dengan bunyi lain. hal yang sama juga disampaikan oleh Chaer 200962, fonem merupakan abstraksi dari satu atau sejumlah fon, entah vokal maupun konsonan. Konsep fonem adalah satu kesatuan terkecil yang dapat membedakan makna. Wacana Kalimat Klausa Frasa Kata Morfem Fonem 23 b. Morfem Di atas satuan silabel secara kualitas ada satuan lain yang fungsional disebut morfem yang merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Sebuah morfem diketahui jika satuan bentuk bisa hadir secara berulang-ulang dengan bentuk lain Chaer, 2007146-147. Pengertian morfem juga dikemukakan oleh Kridalaksana 1983110, morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian yang bermakna lebih kecil. Dapat disimpulkan bahwa kata bukanlah satuan bahasa terkecil yang bermakna, karena kata masih dapat diuraikan. Satuan bahasa yang terkecil dan bermakna adalah morfem yang memiliki sifat arbriter, maksudnya tidak ada hubungan wajib antara bunyi dari sebuah morfem dengan maknanya. Makna dari sebuah morfem bersifat konvensional, belum tentu sama dengan objek yang diwakili morfem tersebut. Menurut Ba’dulu dan Herman 2005 8 pada dasarnya, morfem adalah unsur abstrak dari analisis, dan apa yang sesungguhnya terjadi adalah dalam bentuk fonetis atau ortografis yang mewakili morfem. Apabila untaian fonetis atau ortografis yang merealisasikan morfem dapat dipilah-pilah, maka bagian itu diistilahkan morf. Morf dapat didefinisikan sebagai bagian atau ruas dari benttuk kata yang mewakili suatu morfem tertentu. c. Kata Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian, deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi dan mempunyai satu arti Chaer, 2007 162. Batasan kata menyiratkan dua hal. Pertama, bahwa setiap kata mempunyai susunan fnem yang urutannya tetap dan tidak berubah, serta tidak dapat diselipi atau diselang oleh fonem lain. kedua, setiap kata mempunyai kebebasan berpindah tempat di dalam kalimat atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata lain, atau juga dapat dipisahkan dari kata lain. Menurut Kridalaksana 198376 kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan 24 sebagai bentuk yang bebas. Satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem. Kata adalah satuan atau bentuk “bebas” dalam tuturan. Bentuk “bebas” secara morfemin adalah bentuk yang dapat berdiri sendiri, artinya tidak membutuhkan bentuk lain yang digabungkan dengannya, dan dapat dipisahkan dari bentuk-bentuk “bebas” lainnya di depannya dan di belakangnya, dalam tuturan Verhaar 2012 97. Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri, dapat diujarkan dan memiliki satu pengertian atau arti. Kata juga bisa berbentuk morfem tunggal atau gabungan dari beberapa morfem. Klasifikasi kata menurut tata bahasawan berbeda-beda penyebutan selama berjalannya waktu, penyebutan sama namun berbeda pada jenis penggolongannya. Kata penuh meliputi kategori nomina, ajektiva, verba, adverbia, dan nemuralia, sedangkan yang termasuk kata tugas adalah kata dengan kategori preposisi dan konjungsi. Klasifikasi kata berdasarkan proses distribusinya meliputi morfem bebas dan morfem terikat, sedangkan berdasarkan gramatikalnya dapat digolongkan menjadi kata monomorfemis dan polimorfemis. d. Frasa Menurut Chaer 2007 222 Frasa didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Frasa pasti terdiri lebih dari satu kata. Kalau yang dimaksud kata adalah satuan gramatikal bebas terkecil, maka pembentuk frasa harus berupa morfem bebas, bukan terikat. Frasa adalah konstruksi nonpredikatif, berarti hubungan antara kedua unsur yang membentuk frasa itu tidak berstruktur subjek-predikat atau predikat-objek. Sejalan dengan pendapat Boomfield dalam Sulistyowati 2012 konsep frasa “A free from which consistsentirely of two or more less free froms, ... is a phrase”. Bentuk bebas yang tetap terdiri atas dua atau lebih adalah frasa. Dapat disimpulkan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih ynag bersifat non-predikatif dan tidak melampaui batas fungsi dari unsur klausa dan 25 selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa. Frasa dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam jenis, yaitu berdasarkan distribusi unsur-unsurnya dan berdasarkan kelas katanya. Berdasarkan distribusi unsur-unsurnya dalam sebuah kalimat, frasa dibagi menjadi dua tipe, yaitu frasa endosentrik dan frasa eksosentrik. 1. Frasa Endosentrik Frasa endosentris adalah frasa yang berdistribusi paralel dengan pusatnya Verhaar dalam Sukini 2010 21. Frasa endosentris berdistribusi sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya. Misalnya, Tas baru, sedang membaca, jalan raya dan lainnya. Frasa endosentris dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu frasa endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, dan frasa endosentris apositif. Frasa endosentris koordinatif ialah frasa yang terdiri atas unsur-unsur yang kedudukannya setara, yang satu tidak tergantung pada yang lain Sukini, 2010 24. Pengertian tersebut sependapat dengan Ramlan 2005 142 yang menyatakan bahwa frase endosentrik yang koordinatif terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya itu dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau, misalnya rumah pekarangan dan adik kakak. Frasa endosentris yang kedua adalah frasa endosentris atributif. Frasa endosentris yang atributif adalah frasa yang terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Menurut Sukini 2010 25, unsur frasa endosentris atributif terdiri atas unsur pusat atau unsur yang diterangkan D dan unsur atributif atau penjelas atau unsur yang menerangkan M. Urutannya bisa D-M, bisa pula M-D. Contohnya, ATM BRI, Hotel Ayodya Raya, sedang belajar dan lainnya. Terakhir adalah frasa endosentrik apositif, frasa yang secara semantik unsur yang satu sama dengan unsur yang lain, dan dapat saling menggantikan. Frasa endosentrik apositif memiliki unsur pusat dan unsur aposisi, di antara unsur pusat dengan unsur aposisi digunakan tanda koma. Contohnya, Semarang, Provinsi 26 2. Frasa Eksosentrik Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak sama dengan kategori unsur pusatnya, frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsur-unsurnya. Contonya, di kebun. Menurut jenisnya frasa eksosentrik dibagi menjadi dua, yaitu frasa eksosentrik direktif dan frasa eksosentrik konektif. Menurut Sukani 2010 27 frasa eksosentrik direktif adalah frasa yang terdiri atas unsur perangkai dan sumbu atau pusat. Jadi frasa eksosentrik direktif memiliki dua komponen, yaitu komponen perangkai dan komponen sumbu atau pusat. Contohnya, kepada saya, ke pasar, Sang Pangeran, karena sakit dan lainnya. Berdasarkan kelas katanya, frasa dibagi menjadi lima jenis, yaitu 1 frasa nominal, 2 frasa verbal, 3 frasa adjektival, 4 frasa numeral, dan 5 frasa preposisional. Jenis frasa nominal, verbal, adjektival, dan numeral tergolong frasa endosentrik, sehingga kategori frasa yang bersangkutan sama dengan kategori-kategori unsur pusat atau intinya. Sedangkan frasa preposisional merupakan frasa eksosentrik direktif proposional, yang terdiri atas dua unsur perangkai yang berupa preposisidan unsur lain sebagai sumbu. Menurut Baehaqie 2008 26 berdasarkan makna konstituen-konstituen leksikal pembentuknya, frasa dapat dibedakan menjadi frasa lugas dan frasa idomatis. Frasa lugas ialah frasa yang maknanya masih lugas sebagaimana konstituen-konstituen leksikal pembentuknya. Contohnya, buku tulis dan baju baru. Kebalikannya ialah frasa idiomatis, artinya makna yang terbentuk tidak bisa diuraikan berdasarkan konstituen-kontituen leksikal pembentuknya. Beberapa idiom dalam bahasa Indonesia merupakan bentuk beku tidak dapat berubah, artinya kombinasi dalam idiom bersifat tetap. Contohnya, keras kepala dan naik darah. Baehaqie 2014 54 juga menjelaskan, diilihat dari tingkat keidiomannya, frasa idiomatis ada yang beridiom penuh seperti anak bawang dan putu ayu; tetapi, ada frasa idiomatis yang beridiom sebagian; misalnya, gang tikus, duduk manis, dan jenang sepuh. e. Klausa Klausa adalah tataran di dalam sintaksis yang berada di atas frasa dan di bawah tataran kalimat. Klausa adalah satuan sintaksis yang berupa runtutan kata-27 kata berkontruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi ada komponen berupa kata atau frasa, yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat harus ada, fungsi subjek juga bisa dikatakan wajib. Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari subjek, objek, predikat, baik disertai objek, pelengkap dan keterangan ataupun tidak Ramlan, 2005 79. Konsep mudahnya, klausa adalah S P O pel Ket. Tanda kurung pada konsep tersebut menandakan bahwa fungsi yang terdapat didalamnya bersifat manasuka, keberadaan fungsi tersebut boleh ada boleh tidak. Jadi, untuk unsur atau fungsi utama dari klausa adalah subjek S dan predikat P. Contohnya - Kakak menari - Bajuku keren Terkadang klausa tidak disertai dengan subjek. Biasanya terdapat pada kalimat jawaban dan kalimat majemuk yang merupakan akibat dari penggabungan klausa. Contohnya - Kalimat jawaban sedang berdiri’ Sebagai jawaban dari pertanyaan Muslimah sedang apa?’ - Kalimat majemuk walaupun sakit, Fikri masih sempat kuliah’ Pada contoh tersebut, terdapat klausa yang hanya terdiri dari predikat. Kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk yang terdiri atas Fikri masih sempat kuliah’ adalah induk kalimat klausa inti, dan walaupun sakit’ merupakan anak kalimat klausa sematan. Unsur subjek dari kedua kalimat tersebut induk kalimat dan anak kalimat adalah sama, yaitu Fikri’ sehingga unsur subjek tersebut tidak dimunculkan pada anak kalimat. Maka pada anak kalimat hanya terdiri atas unsur predikat sakit’ dan tambahan konjungsi walaupun’. f. Kalimat Menurut Kridalaksana 198371 kalimat adalah satuan bahasa yang relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa yang 28 membentuk satuan bebas; konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satuan. Definisi lain juga diungkapkan oleh Chaer 2007 240 kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Selanjutnya, menurut Parera dalam Ba’dulu dan Herman, 2005 48-49 mengemukaan bahwa kalimat adalah sebuah bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak merupakan bagian dari bentuk ketatabahasaan lain yang lebih besar dan mempunyai ciri kesenyapan final yang menunjukkan bentuk itu berakhir. Terakhir Samsuri 1983 53 menyatakan bahwa kalimat adalah untaian yang berstruktur dari kata. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan kontruksi gramatikal yang terdiri atas satu klausa atau lebih dan relatif berdiri sendiri dengan pola tertentu serta mempunyai pola intonasi final. Berdasarkan pada definisi-definisi kalimat di atas, kalimat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut Cook dalam Ba’dulu dan Herman, 2005 49 1. Kalimat relatif dapat dipisahkan, dan korpus apa saja dapat direduksi menjadi kalimat. 2. Kalimat mempunyai pola intonasi final, yang dapat membantu memisahkan kalimat. 3. Kalimat terbentuk dari klausa. Klausa berkombinasi dalam suatu jenis ketergantunagna terpola yang mencakup kombinasi klausa yang tidak mempunyai struktur menyeluruh dari suatu klausa tunggal. Cook juga mengklasifikasikan kalimat berdasarkan kriteria-kriteria berikut 1. Berdasarkan jumlah dan jenis klausa dalam basis, kalimat diklasifikasikan sebagai kalimat sederhana, kalimat kompleks, dan kalimat majemuk. 2. Berdasarkan struktur internal klausa utama, kalimat diklasifikasikan sebagai kalimat sempurna atau kalimat atak sempurna. 3. Berdasarkan jenis responsi yang diharapkan, kalimat diklasifikasikan sebagai kalimat pertanyaan, kalimat pernyataan, dan kalimat perintah. 4. Berdasarkan sifat hubungan aktor-aksi, kalimat diklasifikasikan sebagai 29 5. Berdasarkan ada tidaknya unsur negatif dalam frasa verbal, kalimat diklasifikasikan sebagai kalimat afirmatif dan kalimat menyangkal. Dari semua jenis kalimat yang dikemukaan oleh Cook, dapat digolongkan ke dalam dua jenis utama kalimat, yaitu kalimat inti dan kalimat turunan. Kalimat inti adalah kalimat yang bisa menjadi dasar dari pembentukan kalimat-kalimat lain, sedangkan kalimat turunan adalah kalimat yang diturunkan dari kalimat inti. g. Wacana Wacana adalah satuan kebahasaan yang unsurnya terlengkap, tersusun oleh kalimat atau kalimat-kalimat, baik lisan maupun tulis yang membentuk suatu pengertian yang serasi dan terpadu, baik dalam pengertian maupun dalam manifestasi fonetisnya. Wacana menjadi suatu rangkaian bahasa yang sinambung, selesai, bermakna lebih luas daripada kalimat yang berfungsi dalam pengungkapan dan pemahaman dalam interaksi kebahasaan Hartono, 201210-12. Selanjutnya Kridalaksana 1983179 wacana discourse merupakan satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana bisa direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya, paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Menurut Stubbs dalam Tarigan, 2009 24 wacana adalah organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa; dengan kata lain, unit-unit linguistik yang lebih besar daripada kalimat atau klausa, seperti pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara singkat apa yang disebut teks bagi wacana adalah kalimat bagi ujaran atau utterance. Pengertian tentang batasan wacana juga dikemukakan oleh Tarigan 2009 26, wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. Terdapat delapan unsur-unsur penting yang harus terkandung dalam sebuah wacana, yaitu satuan bahasa, terlengkap dan terbesar atau tertinggi, di atas kalimat atau klausa, teratur atau rapi koherensi, berkesinambungan kontinuitas, kohesi kepaduan, lisan dan tulis, serta mempunyai awal dan akhir yang nyata.
lambangkebahasaan yang berdimensi luas. Pembahasan menyeluruh mengenai hubungan antarkata (atau antarfrasa) dalam satuan kalimat. Lebih rinci, Keraf . 11 (1984: 137) menjelaskan bahwa sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kalimat dalam satu Jawaban1 kata, 2 frasa, 3 klausa, dan 4 kalimat. Penjelasan adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Jawaban1. Fonem 7. wacanaPenjelasan1. fonem adalah bunyi bahasa minimal yang membedakan bentuk dan makna kata. 2. morfem adalah bentuk seperti kata yang dapat dipotong-potong’ menjadi bagian yang lebih kecil, yang kemudian dapat dipotong menjadi bagian yang lebih kecil lagi sampai ke bentuk, yang jika dipotong lagi tidak mempunyai Kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi dan mempunyai satu arti tatabahasa tradisional.4. Frase adalah gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi kalimat adalah kelompok kata yang diawali huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda Tanya, tanda seru, sementara itu di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti tanda koma, titik dua, tanda pisah, dan Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Pertanyaan baru di B. Indonesia mau point free gaklumayan 100 point​ pada hari yang sangat panas kata jendela rumah dapat pecah-pecahan kaca terjadi karena kacang menguap jika ruangan pada bingkai intensitas cukup untuk … membuat pemuaian ini maka bingkai akan menahan pemain kaca akibat kaca dapat pecah untuk mengatasi masalah ini kaca bingkai kaca jendela desain sedikit lebih besar daripada ukuran kaca pada suhu normal kesimpulan dari teks tersebut adalah​ Hasil sederhana dari sin 5x – 4y = .... Rita , Nita dan Mira pergi bersama sama ke tokoh buah. Rita membeli 2 kg apel, 2 kg anggur, dan 1 jeruk dengan harga Nita membeli 3 kg a … pel, 1 kg anggur dan 1 kg jeruk dengan harga Rp. Mira membeli 1 kg apel, 3 kg anggur, dan 2 kg jeruk dengan harga Harga 1 kg apel, 1 kg anggur, dan 4 kg jeruk seluruhnya adalah Kerapian dan kebersihan dalam poin kegiatan pojok baca
Nah seperti yang dinyatakan di atas, Tiongkok memang menggunakan sistem metrik yang berarti kilogram adalah hal yang umum tapi kamu juga harus membiasakan diri dengan sistem jīn 斤. Untungnya, satuan ini tergolong mudah karena kamu hanya perlu menggandakan jumlah kilogram. 5 kilogram = 10 jīn 斤. 25 kilogtam = 50 jīn 斤.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page 1 Copyright © September 2021 PERTEMUAN 9 PARAGRAF ATAU ALINEA DALAM TEKS A. Pengertian Paragraf Satuan bahasa yang lebih besar danlebih luas darikalimat adalah paragraph atau alinea. Dalam definisinya, PARAGRAF adalah satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok pikiran atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat yang koherensif. Setiap paragraph harus menyampaikan sebuah gagasan utama. Gagasan utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gagasan bawahan, sehingga dalam paragraph terdapat beberapa kalimat yang saling terkait. Dalam rangkaian kalimat itu tidak satupun kalimat yang bertentangan dengan kalimat gagasan utama dan kalimat-kalimat gagasan bawahan. Kalimat yang berisi gagasan utama disebut kalimat topic dan kalimat yang bergagasan bawahan adalah kalimat penjelasan. Sebuah paragraph minimal tediri tiga kalimat dalam penulisan karangan ilmiah. Berkaitan dengan pengertian alinea paragraf, berikut adalah beberapa pengertiannya menurut para ahli, yaitu sebagai berikut. Menurut Lamuddin Finoza “2004149” Mengemukakan bahwa Alenia atau paragraf ialah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Menurut Sabati Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan Mengemukakan bahwa alenia atau paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan “1988144”. Menurut Gorys Keraf “197962” Menyatakan bahwa alenia tidak lain dari suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau luas dari kalimat. Alenia merupakan himpunan dari kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alenia atau paragraf ialah bagian dari wacana, teks atau karangan yang didalamnya tersusun dari beberapa kalimat yang saling berhubungan satu sama lain sehingga menjadi kesatuan utuh yang membentuk satu gagasan utama.
Contohnyamakna luas ialah makna sekolah pada kalimat "ia bersekolah lagi di seskoal" yang lebih luas dari makna "gedung tempat belajar". Makna Kata. Pengertian makna kata adalah makna yang lebih jelas yang dimiliki oleh suatu kata jika kata demikian sudah berada didalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Semantik Denotatif
Unsur-Unsur Kalimat Dalam kaidah kebahasaan secara resmi, susunan kata dapat dikatakan sebagai kalimat apabila memiliki unsur-unsur pembentuk kalimat. Berikut ulasan unsur-unsur y pada sebuah kalimat. 1. Subjek Subjek sering disebut sebagai unsur inti atau unsur pokok pada sebuah kalimat. Subjek biasanya berupa kata benda nomina yang diletakan sebelum unsur Predikat. Subjek adalah bagian yang berfungsi untuk menunjukkan pelaku dalam kalimat. Idealnya subjek berupa kata, frasa maupun klausa yang berada di awal kalimat. 2. Predikat Predikat merupakan unsur kalimat yang berfungsi menerangkan yang sedang dilakukan subjek pada kalimat. Predikat biasanya berupa kata kerja. Namun, tidak menutup kemungkinan, predikat ditempati oleh kata sifat dan kata benda. Letak predikat, berada di antara subjek dan objek. Untuk mengetahui predikat dalam sebuah kalimat, dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” pada kalimat tersebut. 3. Objek Objek bisanya terletak sesudah predikat. Objek merupakan keterangan yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu yang menderita. Pada kalimat pasif objek menjadi subjek. Posisi objek harus selalu berada di belakang predikat. Dengan posisinya yang berada di belakang predikat, maka objek tidak didahului oleh preposisi. Pada umumnya, objek ditempati oleh kelas kata nomina, frasa nomina, atau klausa. 4. Keterangan Keterangan dalam sebuah kalimat berada di bagian akhir kalimat tersebut. Unsur keterangan biasanya berfungsi sebagai pelengkap kalimat. Posisi keterangan dapat ditempati oleh frasa, kata, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam, kepada, terhadap, untuk, oleh, dan tentang. Sedangkan keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan preposisi karena, ketika, jika, meskipun, supaya, dan sehingga. 5. Pelengkap Meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat, pelengkap adalah unsur yang melengkapi predikat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pelengkap posisinya berada di belakang predikat. Posisinya yang berada di belakang predikat terkadang agak menyulitkan untuk membedakan pelengkap dengan objek. Cara membedakannya adalah, objek dapat menjadi subjek kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak bisa dipasifkan, jika dipasifkan, tidak bisa sebagai subjek. Objek berkategori nomina, sedangkan pelengkap berkategori nomina, verba, adjektiva, dan preposisional. Objek berada di belakang verba transitif-aktif, sedangkan pelengkap berada di belakang verba semitransitif dan dwitransitif. Objek tidak bisa didahului preposisi, sedangkan pelengkap bisa didahului preposisi. Objek dapat diganti dengan –nya, sedangkan pelengkap tidak. Ciri- ciri kalimat Berikut ciri-ciri yang harus dimiliki oleh sebuah satuan bahasa agar dapat dikatakan sebagai kalimat. - Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan kesenyapan pula. - Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik., tanda tanya?, serta tanda seru!. - Kalimat aktif minimal terdiri dari subjek dan juga predikat. - Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai dengan pelengkap. - Mengandung anggapan yang lengkap. - Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang dimana mendukung fungsi SPOK dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan fungsinya. - Mengandung satuan makna, ide, atas pesan yang jelas. - Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan. Hubungan dijalin melalui konjungsi, pronominal atau kata ganti, repetisi atau struktur sejajar. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Kalimatadalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir. Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang. Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu. Pola kalimat I = kata benda-kata kerja Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. TATA KALIMATFrase, Klausa, dan KalimatolehIim Sobandi, kita ketahui seksama, satu-satunya alat komunikasi yang paling sering digunakan manusia ialah bahasa. Bahasa merupakan alat penghubung ketika manusia akan berkomunikasi. Selama ini patut kita sadari, bahasa tidak akan dapat lepas dari ruang gerak manusia dan segala aktifitasnya. Dalam kehidupan masyarakat, manusia dan bahasa merupakan suatu kesatuan yang utuh, keduanya tidak dapat dipisahkan, sebab manusia tidak akan dapat berinteraksi tanpa menggunakan bahasa. Bahasa memiliki arti suatu alat komunikasi yang menghubungkan ujaran dari para pengujar, sedangkan manusia merupakan makhluk sosial, berakal, saling membutuhkan dan memiliki tujuan hidup. Dari penyatuan kedua unsur ini, maka lahirlah suatu masyarakat bahasa. Artikel ini penulis susun, dimaksudkan dengan bertujuan untuk membahas macam-macam tata kalimat dalam bahasa Indonesia, serta penerapan kaidah bahasa yang masih serampangan dan menyimpang dari tataran baku bahasa TATA FraseFrase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya akan datang, kemarin pagi, yang sedang batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaituaFrase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa,Maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu S, P, O, atau Macam-macam Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaituaFrase endosentrik yang koordinatif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata kakek-nenek, pembinaan dan bini. belajar atau endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin perjalanan panjanghari liburPerjalanan, hari merupakan unsur pusat,yaitu unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan endosentrik yang apositif frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan Susi, anak Pak Saleh, sangat frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikutSusi, anak Pak Saleh, sangat pandaiSusi, …., sangat pandai.…., anak Pak Saleh sangat Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi Ap. Frase EksosentrikFrase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan kelas 1A sedang bergotong royong di dalam di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikutSiswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. Frase AmbiguFrase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian gandaaPerancang busana yang berjenis kelamin yang menciptakan model busana untuk KlausaKlausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek S dan predikat P baik disertai objek O, dan keterangan K, serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya banyak orang inti klausa ialah subjek S dan predikat P.Penggolongan klausaaBerdasarkan unsur intinyabBerdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkanpredikatcBerdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi KalimatKalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi Ayah membaca koran di teras kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas kalimat I = kata benda-kata kerjaContoh Adik menangis. Anjing kalimat I disebut kalimat ”verbal”Pola kalimat II = kata benda-kata sifatContoh Anak malas. Gunung kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”Pola kalimat III = kata benda-kata bendaContoh Bapak pengarang. Paman GuruPola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti adalah, menjadi, kalimat IV pola tambahan = kata benda-adverbialContoh Ibu ke pasar. Ayah dari kalimat IV disebut kalimat Jenis Kalimat TunggalKalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat subjek dan predikat dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan objek dan keterangan, asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat Pola KalimatAyah merokok. S-PAdik minum susu. S-P-OIbu menyimpan uang di dalam laci. S-P-O-K Kalimat MajemukKalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dariaSebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah Anak itu membaca puisi. kalimat tunggalAnak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.subjek pada kalimat pertama diperluasbPenggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola Susi menulis surat kalimat tunggal IBapak membaca koran kalimat tunggal IISusi menulis surat dan Bapak membaca sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk Kalimat Majemuk SetaraKalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atasaKalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas dan, serta, lagipula, dan Sisca anak yang baik lagi pula sangat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas atau, baik, Bapak minum teh atau Bapak makan majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas tetapi, Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat Kalimat Majemuk BertingkatKalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal bagian tetap disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanyaaKalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati Diakuinya hal ituP SDiakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.anak kalimat pengganti subjekbKalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti Katanya begituKatanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.anak kalimat pengganti predikatcKalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti Mereka sudah mengetahui hal itu. S P OMereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.anak kalimat pengganti objek Kalimat Inti, Luas, dan Transformasia Kalimat intiKalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat intiHanya terdiri atas dua kataKedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimatTata urutannya adalah subjek mendahului predikatIntonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..b Kalimat luasKalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi Kalimat transformasiKalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat kalimat Inti, Luas, dan TransformasiKalimat Inti. Contoh Adik menangis.Kalimat Luas. Contoh Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Milasedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.Kalimat transformasi. ContohDengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas Adik menangis tersedu-sedu kemarin penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan perubahan kata urut kata. Contoh Menangis perubahan intonasi. Contoh Adik menangis? KonjungsiKonjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarklausaYang sederajat dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.Yang tidak sederajat ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, antarkalimat akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan antarparagraf selain itu, adapun, hubungan dengan penggunaan bahasa, kita sebagai praktisi pendidikan harus dapat membatasi keluwesan berbahasa dalam perckapan sehari-hari. Agar tidak terdapat lagi penggunaan bahasa dan ujaran yang sembarangan. Berikut ini beberapa poin penting yang dapat kita simpulkan dari materi-materi pembahasanaFrase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek S dan predikat P baik disertai objek O, dan keterangan K, serta memilki potensi untuk menjadi adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf Lihat Bahasa Selengkapnya . 92 180 410 261 163 293 184 213

satuan bahasa yang lebih luas dari kalimat adalah